Jarak,
dapat mempersatukan rindu, juga memisahkan jadi sendu. Seperti gula
katanya. Jarak itu akan manis pada ukuran yang tepat. Tapi ini bukan tentang
jarak dan rindu.
Sungguh bosan membahas rindu, apalagi bila ditunggu. Karena rindu bisa
dibayar dengan kabar. Namun ada rasa yang tertinggal bila tak dituntaskan
dengan pertemuan.
Pergilah pulang,
ke tanah dimana kamu dilahirkan. Menapak jejak di pasir-pasir putih
pinggiran pantai. Tempat kamu berlarian mengejar awan.
Pergilah pulang,
ke bilik-bilik penuh kenangan. Kala kau rebah di antara tangis dan
langit-langit bertepi. Yang memenjarakan hangatnya pelukan ibu peri bersama api
abadi.
Pergilah pulang,
ke jalan panjang penuh petualang. Di atas derum mesin yang haus akan
pemandangan dan keping-keping persahabatan. Tangan, kaki, gunung, lautan. Kata
tak bernada.
Pergilah pulang,
ke tempat dimana rindu harus segera dibayar dengan pertemuan, bukan sekadar
kabar.
— nona, pergilah pulang!