Diskusi Biru

apa-apa untuk siapa saja, selalu dari sang Nona :)

23 Juni 2020

Catatan: Penting!


Waktu itu ada yang bilang begini:
      bagi yang sudah terbiasa sendiri, menjadi bersama akan terasa sulit.


Bersama siapa?



Saat sendiri, hal-hal yang hanya kamu ketahui tak jadi masalah jika Semesta mengintip dan mengetahuinya. Malah Semesta akan membawamu melayang keluar angkasa tuk memeluk bintang, dalam luasnya jarak ribuan juta cahaya. Imaji yang kamu ciptakan akan Semesta pahami.


Tapi coba ingat lagi, saat sendiri di antara banyak kaki yang berdiri. Ada kala dimana kamu senang sendiri tapi tak ingin sepi, bukan begitu? Tenggelam dalam imaji tanpa Semesta ikuti. Cukup kamu, laptop, dan secangkir kopi. Terkadang, terasa sesak juga ketika tiba-tiba detik mengetuk batas kaca di depanmu dengan membawa kepingan cerita, tentang apa yang berkaitan. Bikin susah, buat rindu saja. Kemudian semakin merasa sepi dan sendiri, lalu ingin cepat-cepat pulang.


Hm,
pernah duduk sendiri lalu ada yang menghampiri, tidak?


Dia yang datang dan tiba-tiba ikut menyelam di angkasa bersamamu. Tangannya bantu mengumpulkan bintang-bintang di Semesta, untukmu tanpa diminta sebelumnya. Apa yang hatimu rasakan? Apa yang bibirmu akan katakan?


Menjadi bersama itu, terasa aneh, bila memang tak pernah berdua sebelumnya. Karena bersama itu, bukan hanya tentang berdua, kan?


Bersama orang-orang yang tak sejalan denganmu, di saat kamu berjalan lurus dan mereka memilih belok ke kiri, kanan, diam di tempat, atau berbalik. Rasanya bagaimana? Kamu ingin mengikuti salah satu dari mereka? Jika sudah punya petanya, tinggal jalan saja dan ikuti petunjuknya, akan lebih mudah. Daripada berpikir lagi dan repot sendiri.


Bersama orang-orang yang sepertimu, menyenangkan rasanya. Dan salahnya, seringkali kamu merasa berbeda. Berbeda lebih tinggi atau lebih rendah. Ah tidak, itu bukanlah suatu kesalahan. Melainkan cara Semesta agar kamu temukan suatu tempat yang nyaman untuk ‘bersama’, walau kadang kamu berpikir sendiri akan baik-baik saja.


Hei! Tolong sadarlah, kamu tak pernah benar-benar sendiri lho di bima sakti ini.


Masih ingat bakteri yang ada dalam tubuhmu? Urat nadinya? Darah yang mengalir?

Mereka adalah yang penting bagimu dan selalu ada, tanpa kamu sadari telah bersama sekian lama.


Konyol ya?


Tapi, kamu memang tidak pernah sendiri, ingat itu!


Jadi, menjadi bersama itu tak pernah terasa begitu sulit, bukan? Kamu hanya belum menyadarinya saja:)




1 Juni 2020

Kapan?



Untukmu,

Kapan terakhir kali mematut diri di depan cermin dan bilang begini:


“Kamu apa kabar?

Sudah tau gimana rasanya menolak apa yang berusaha disampaikan semesta?

Minggu lalu ia sudah berusaha memberi tau bahwa kamu harus tinggalkan, jangan dekati. Kamu  pun dengar bisikannya, kan? Tapi tetap saja, kamu ngeyel jadi manusia. Ngeyel sekali.

Sudah diperingati begitu malah semakin mendekat. Eh, giliran sudah dekat kamu malah dijatuhkan, rasanya gimana? Sakit ga?

Ayolah, mulai detik ini, untuk esok dan seterusnya, kamu jangan ngeyel!

Kalau semesta bisikin sesuatu, atau ga cuma berbisik; tapi bisa jadi menunjukan hal-hal kecil yang kamu anggap sepele —besok jangan diulangi lagi. Harus mau dengar! Harus mau notice the little things.

Semesta ga mau kamu kenapa-napa. Itu pasti. Dia selalu tau yang terbaik buat kamu.

Jadi jangan sok-sokan tau segala-gala hal deh ya! Kamu bukan pengatur cerita lho, ingat!

Kamu hanya perlu jalani, ikuti naluri. Biasanya naluri kita adalah apa yang semesta bisikan lho, cuma kamunya aja yang ga sadar. Belum, mungkin.

Kalau begitu, oke. Ayo, jadi baik-baik saja! jangan sering jatuh! Jangan sering menyesali sesuatu di akhir, dan jangan lagi mengecewakan diri sendiri ya!”



Coba deh, berdiri di depan cermin dan bilang begitu, Atau apapun.

Bilang apa saja untuk diri sendiri.


catatan: Berlaku untuk segala hal; dalam hidup.