Untukmu,
Kapan
terakhir kali mematut diri di depan cermin dan bilang begini:
“Kamu apa
kabar?
Sudah tau
gimana rasanya menolak apa yang berusaha disampaikan semesta?
Minggu lalu
ia sudah berusaha memberi tau bahwa kamu harus tinggalkan, jangan dekati.
Kamu pun dengar bisikannya, kan? Tapi tetap saja, kamu ngeyel jadi
manusia. Ngeyel sekali.
Sudah
diperingati begitu malah semakin mendekat. Eh, giliran sudah dekat kamu malah
dijatuhkan, rasanya gimana? Sakit ga?
Ayolah,
mulai detik ini, untuk esok dan seterusnya, kamu jangan ngeyel!
Kalau
semesta bisikin sesuatu, atau ga cuma berbisik; tapi bisa jadi menunjukan
hal-hal kecil yang kamu anggap sepele —besok jangan diulangi lagi. Harus mau
dengar! Harus mau notice the little things.
Semesta ga
mau kamu kenapa-napa. Itu pasti. Dia selalu tau yang terbaik buat kamu.
Jadi jangan
sok-sokan tau segala-gala hal deh ya! Kamu bukan pengatur cerita lho, ingat!
Kamu hanya
perlu jalani, ikuti naluri. Biasanya naluri kita adalah apa yang semesta
bisikan lho, cuma kamunya aja yang ga sadar. Belum, mungkin.
Kalau
begitu, oke. Ayo, jadi baik-baik saja! jangan sering jatuh! Jangan sering
menyesali sesuatu di akhir, dan jangan lagi mengecewakan diri sendiri ya!”
Coba deh,
berdiri di depan cermin dan bilang begitu, Atau apapun.
Bilang apa
saja untuk diri sendiri.
catatan: Berlaku untuk segala hal; dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar