Untuk kamu ...
Yang tingkah lakunya dapat saya baca, namun kepastiannya tak pernah dapat
saya temukan. Apa kamu tau bagaimana rasanya, melemparkan pertanyaan lalu
menjawabnya sendiri? Saya merasa terlihat bodoh. Seperti bagaimana saya melihat
kita, yang melemparkan belenggu masing-masing, tapi tak pernah saling menerima
bagai halnya magnet searah. Saya tau rasa itu milik saya. Saya juga yakin bahwa
kamu pasti tau jika rasa saya adalah milikmu.
Terkadang, saya bertanya, kenapa seseorang harus saling memberi sinyal
ketika kedua-duanya malah tidak saling peka? Apa kita tidak bisa saling
memberitau?
Saya sangat ingin, tapi saya tak tau bagaimana caranya harus memulai. Dan
saya juga bertanya, haruskah saya? Ataukah kamu? Apa yang salah dengan kita?
Kita bukan kesalahan. Apa memang benar apa kata orang? Terlalu dekat juga
tidak bagus. Saling menunggu padahal saling memiliki. Tapi malah kedekatan itu
yang menjadi penghalang paling besar.
Bertanya lagi, apa yang akan terjadi setelah kita saling mengetahui?
Bertanya lagi, apa yang akan terjadi jika tidak hanya aku yang terlibat,
tetapi juga orang lain?
— Tulisan Mei, 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar