Diskusi Biru

apa-apa untuk siapa saja, selalu dari sang Nona :)

23 Juli 2020

Tanpa pengecualian, ini aku.

— The me of yesterday, the me of today, the me of tomorrow.



     Kamu? Aku? Kita sama saja.

     Pokoknya hari ini kamu sudah resmi berkepala dua, hiks, cepat sekali waktu ini berlalu ya! Padahal umur hanyalah sebuah angka. Dan, kamu tetap seperti kamu, yang mungkin begitu-gitu saja dilihat orang lain, karena dewasanya kamu ya hanya kamu yang rasakan perubahannya gimana. Berapa banyak jumlah angka itu ga menjamin seberapa dewasanya kamu. Kamu selalu tau itu, ya kan?
     Anggaplah saat ini kamu sedang membaca tulisan dari dirimu sepuluh tahun yang lalu. Dimana kamu berada pada anak tangga untuk menemui dirimu yang seutuhnya. (On the path of loving yourself) 
     Banyak hal yang kamu hadapi. Hal-hal negatif pun positif yang membuatmu belajar hal-hal baru, terutama untuk dirimu sendiri. Untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
     Kamu sudah melakukan banyak hal, terutama put yourself aside before others. Terkadang kamu ingat sendiri, “Ah, kenapa aku begini ya? Seharusnya kan utamakan diriku dulu.” dan ga lama setelah itu kamu akan bilang “hm gapapa lah, toh aku bisa melakukan untuk diriku kapan saja, menyenangkan orang lain itu lebih penting.”. Entahlah, bagaimana cara menjelaskan apa yang kamu pikirkan ke dalam kata-kata. Pastinya kamu ingat kamu memang begitu. Memikirkan satu hal, lalu terbesit dua dan tiga, kemudian empat dan seterusnya. Tak habis pikir, padahal mulut sudah tersetting celetukan kata ‘bodo amat’. Seringnya begitu. Mungkin orang-orang yang ga kenal kamu akan bilang kamu muna alias bermuka dua. That’s normal. Karena mereka ga tau kamu gimana, belum sepenuhnya. Toh juga kamu sudah tau kok mana yang harus diutamakan untukmu, dan untuk orang lain.
     Jika orang-orang sadar, we all are the same as a living person. Muna alias bermuka dua. However it is, manusia memang seperti itu adanya. Personaremember? Kamu dapat banyak pelajaran dari salah satu support system-mu sekaligus idola— yang mungkin di mata orang biasa saja—yang mengajarkanmu untuk mencintai dirimu sendiri, dan menjadi dirimu sepenuhnya. Dan bahwa begitu banyak wajah yang kita tunjukan di depan publik, and that’s totally normal. Kamu hanya butuh mengenal dirimu seutuhnya, memahaminya, dan mencintainya.
     In this moment, rasanya kamu sudah cukup mengenal dirimu. Kamu paham apa yang kamu butuhkan, the important things, the things you do like and don’t, yang perlu kamu pelajari, siapa yang harus kamu dengarkan, bagaimana caramu harus merespon dan bertanggungjawab untuk segala hal yang kamu lakukan. Though actually, you still learning to love the parts of yourself that no one claps for it. Sejauh ini pun kamu juga sudah berusaha menyuarakan apa yang kamu rasakan pada orang-orang sekitar. Walau ada beberapa yang masih belum bisa menerimanya, that’s okay, you just gotta keep going. Lakukan yang benar untuk dirimu, selalu, ya! Juga, jangan pernah lupa untuk lakukan apapun yang membuatmu bahagia. You need to be happy. Apapun itu, bagaimana pun bentuknya, ucapkan mantra andalanmu ‘bodo amat’ tepat setelah orang-orang beri komentar yang ga enak didengar, oke? Karena ga ada siapapun yang berhak untuk membuatmu berhenti mencintai dan membahagiakan dirimu sendiri, always remember that! 
(wah … selalu aneh rasanya bicara ke diri sendiri untuk diri sendiri begini, haha, bodo amat lah ya. Begini juga jadi nostalgia dan intropeksi diri sendiri, gapapa.)
     Eh iya, kalau masih ada yang bilang kamu berubah di umurmu yang sekarang, whatever. Kamu selalu ga peduli akan hal itu kan, padahal mah jauh di lubuk hati kamu teruuus kepikiran ucapan mereka, hihi. Wajahmu, entah kenapa, sering menunjukan hal yang berkebalikan dari apa yang sebenarnya hatimu rasakan. Dan ketika sendiri, kamu jadi termenung, mengambang di atas awan-awan penuh tanda tanya: “Ih, masa sih? Apa yang berubah ya dariku? Apa aku ga sadar pernah menyinggungnya ya?”, dan kamu akan terus mencari kesalahan dari dirimu pada hari-hari yang telah berlalu, untuk diperbaiki jadi lebih baik lagi khusus kamu di hari-hari berikutnya. Kamu pasti ingat kebiasaan yang satu itu, hihi. I don’t know, apa kebiasaanmu yang itu masih melekat atau sudah tidak lagi ada sekarang. Heum, yang seperti itu sih ga masalah, as long as kamu berusaha merubah yang negatif menjadi positif. (but im sure your habit will still there lol)
     Hei, masih ingat kali pertama seseorang bilang kamu berubah? At the edge of sixteen. Hebat sekali, hanya dari ucapan satu orang bisa membuatmu jatuh ke lubang yang dalam—dan lagi kamu harus berusaha cari cara untuk keluar dari sana, sendirian. Kamu benar-benar di sana, sendirian, mencari jawaban yang pasti. Bingung sekali ya waktu itu? Bertanya dan menjawab semuanya sendiri. Kemudian, entah dari mana, bisikan itu datang. When things change insides you, things change around youYap. Everything’s changed, right? Ga ada yang terlambat kamu sadari. Bahkan kamu samasekali ga berpikiran buruk akan segala apa yang telah berubah.
     Wah … beri standing applause untuk diri sendiri nih, hihi. Mengingat hal itu selalu buat merinding dan salut sendiri. Just imagine, di penghujung umur 16 tahun mengalami hal seperti itu, sendirian. Dijauhi teman-teman, ditusuk dari belakang, remember all that? Dan kamu hanya tersenyum bodo amat, because it’s simply means you’ve stopped living your life their way. Kamu bangga, ga pernah peduli mau menyusuri jalan sendirian di antara kerumunan orang-orang yang melirikmu tajam. Disitu kamu sadar, kamu sedang tumbuh. And yes, it’s painful. Tapi ga ada yang lebih menyakitkan dari hanya memilih untuk tetap berdiam di tempat itu; somewhere you don’t belong :)
     Jauh dari empat tahun sebelum berkepala dua, rasanya kamu masih baik-baik saja, bukan?
     Semua yang kamu jalani detik itu belum terbayang-bayang akan bagaimana jadinya kehidupanmu ke depannya. Sampai ga lama setelah itu, rumah yang menjadi saksi bisu pertumbuhanmu harus rela kamu tinggalkan. Kamu tumbuh dalam penjara suci bersama teman-teman yang memberi banyak pelajaran dan kenangan, juga kakek nenekmu yang seketika jadi orangtua kedua. Kamu ingat, bagaimana perjuanganmu mengorek kemampuanmu yang sesungguhnya? Agar kamu yakin lanjut kuliah ambil jurusan apa dan mengejar impian. Sayangnya, dipertigaan bukannya lurus, kamu malah ambil belokan. Bukan salah jalan, tapi kamu yakin, everythings happens for a reason.
     Hmm … kamu ga pernah membayangkan setelah berakhirnya masa putih abu akan seperti ini jadinya, kan? Kamu pasti ingat betul. But gladly, kamu selalu tenang menerima apa yang sudah ditakdirkan. Santai, ikuti arusnya. Jika terasa ada yang ga beres, kamu berusaha hindari. Yang penting, apapun itu, just enjoy it. Ambil positive part-nya aja. Padahal di dalam pikiranmu banyak yang terngiang-ngiang sih ya, tapi settingan ‘bodo amat’-mu itu teramat sangat membantu. Salah satu contohnya adalah, kamu dan support systems favoritmu (selain ibu). Siapa? Ingat terus dong ya pastinya, karena mereka begitu membantu masa remajamu; dimana kamu seringkali jatuh bangun untuk banyak hal, salah satunya untuk mimpi dan diri sendiri. Im sure that you never forget this, tentang mereka yang menilaimu dari apa yang malah membuatmu terus berdiri tegak dan lanjut berlari mengejar mimpi, the support systems.
     For that, kamu ga perlu marah kalau ada yang menilaimu aneh-aneh seperti itu. Beginilah, begitulah. Bodo amat aja seperti biasa. Karena, ingat, mereka hanya menilai dari bagian cover—karena cuma bagian itu yang terlihat jelas, ya kan? You know yourself, yang hobi greget sendiri sama orang yang ga mengenal betul gimana dirimu, lmao. But you also know, itu bukan masalah besar. Bagaimana mereka menilaimu, terserah, yang penting kamu sudah menunjukan ini lho saya, saya tuh begini. Mau percaya atau engga, it’s up to them. Kamu sendiri tau betul, menunjukan sikap yang berbeda dengan orang-orang yang berbeda juga adalah bagian dari persona, bukannya muna alias bermuka dua. (Yakin banget kamu pasti masih ingat) Lagipula, yang menjalani hidupmu kan kamu sendiri, yang berlari mengejar mimpi juga kamu, of coure not one of them.
     Dan lagi, untuk siapapun yang pernah membuatmu marah, sedih, jatuh, maupun kecewa dan patah, ikhlaskan kemudian lupakan. Kamu ga pernah dendam sama siapapun, am I right? (Of course I am, I knew you.) Kamu mengingatnya sebentar untuk berkaca, kemudian belajar dari sana. Toh buat apa juga dendam kalau samasekali ga mendatangkan manfaat buatmu, ya kan?
     Hal sepele dan sekecil apapun selalu bisa membuatmu belajar, uh … really proud of you! (standing applause)
     I know, a lot of shits happened there, right? Yang masih berceloteh abcdefg di depan batang hidungmu, buatmu tersinggung sampai ingin menjotos aja rasanya, they will still be there. Sengaja menuliskan hal ini untukmu; supaya tetap merunduk, sesekali menoleh ke belakang dan berkaca, pada yang sudah-sudah; mengingat apa-apa yang pernah dan kembali belajar. Entah apa saja yang sudah kamu lalui sepuluh tahun setelah tulisan ini ditumpahruahkan, yang pasti hal-hal itu selalu menjadi pembelajaran buatmu. Pasti begitu. Karena rasanya jauh sebelum detik ini pun kamu sudah beranjak dewasa dengan pikiranmu dan bagaimana caramu memandang segala hal. Eits, never forget to thank them people that helped you learn a lot of things, kay!
     Teringat seorang teman lama yang sempat bertanya, "gimana rasanya being 20?", and i just laugh at it. Hal yang sama yang akan terjadi jika ada yang bertanya pada dirimu berkepala tiga, empat, atau bahkan lima nantinya. It's just all the same. Tapi tentu ada hal yang berubah, banyak.
     Just enjoy the every little things in life ;)
     Semoga ketika membaca ini, kamu tetaplah kamu, ya! Don’t think too much, or you’ll create a problem that wasn’t even there. Hidup bahagialah untuk dirimu sendiri. Make peace with your demons, and feelings. Terimakasih telah berusaha mengenal dan memahami dirimu, kemudian menjadi dirimu, selalu ada untuk dirimu, dan terus menerima dirimu sebagai kamu yang sepenuhnya.

     Last, I wish you have found yourself and be that :)

     Kamu adalah kamu, forever; remember! 




— selalu kamu.








 p.s.: eh, tunggu dulu. do you already have 3 child at this age? Wah, penasaran sekali. Is it boy or girl? Mirip kamu ga ya? Duh … semoga kamu jadi ibu dan istri yang baik deh ya, xoxo
<3 p="">